Salam wildlife!Tak henti-hentinya kami bercerita tentang
perjalanan mengenai wisata-wisata indah di Indonesia dan masih di jawa timur
untuk mengisi libur lebaran 2015. Kali ini dikatakan perjalanan yang berawal
dari pulang mudik ke Jombang H+2 kami putuskan untuk melakukan penjelajahan ke
daerah tulungagung, memilih area wisata dari beberapa wisata pantai yang
bagus-bagus di kabupaten tersebut yaitu pantai patuk gebang karena kami tertarik
dengan gebrosnya dan isu jalannya yang ekstrem.
Kami pun berangkat pagi sekitar jam 8. Berangkat 7 orang dan
tersisa tinggal 5 orang haha..Karena banyak jalan yang bisa kami tempuh jadi
berangkat dari Jombang bersama hanya sampai kota pare setelah itu kita pilih
jalan masing-masing saya lewat arah Kelud melewati beberapa kecamatan, satu
lagi melewati pare ambil arah kediri, yang satu lagi ini lewat jalur selatan
blitar. Karena maklum jalanan waktu agak padet karena memang musim liburan
serempak. Lihat di bawah ini jalurnya sekalian kami bisa membuat alternatif
jalur mana yang enak ditempuh dari Surabaya-Jombang-Tulungagung
- Track 1 dari Mojowarno-Bareng-Pare-Kediri-Badal-Keras-Tulungagung-Boyolangu(arah prigi)-Campur Darat-Desa Gamping-Tanggunggunung-Sanggar
- Track 2 dari Mojowarno-Bareng-Pare-Djengkol-Wates-Wonodadi-Ngantru-Tulungagung-Boyolangu(arah prigi)-Campur Darat-Desa Gamping-Tanggunggunung-Sanggar
- Track 3 dari Mojowarno-Bareng-Pare-Djengkol-Wates-Blitar-Rejotangun-Tulungagung-Boyolangu(arah prigi)-Campur Darat-Desa Gamping-Tanggunggunung-Sanggar
Kota demi kota kami lewati dan akhirnya sampai kecamatan
terakhir yaitu Tanggunung mungkin singkatan dari gunung tanggung karena memang
daerah ini banyak jajaran perbukitan tipikal daerah laut selatan. Saat itu
kamipun baru tahu bahwa ternyata oh ternyata pantai patuk gebang itu jadi satu
area dengan pantai sanggar dan pantai ngalur jika seperti itu adalah sebuah
kebetulan.
Akhirnya tim penelusur bersatu kembali di pintu masuk pos
penjagaan ke pantai sanggar tapi hanya 5 orang sisa 2orang ternyata belum
sampai masih dimakam bungkarno(HAHAHA) yang akhirnya karena kesorean mereka
putuskan untuk kembali karena ada keperluan urgent.
By the way HTM ke pantai Sanggar hanya ditarik sumbangan
seiklhasnya. Selanjutnya masuk track yang sekiranya bisa di bilang offroad
abis. Skutik boncengan bisa dibuat keteteran disini dan beneran si mio hitam
pun overheat terlihat dari medan yang hanya setapak saja hanya bisa dilalui 1
sepeda motor saja dan jika berpapasan ya salah satu harus minggir dahulu. Ada
beberapa tikungan yang sangat tajam dan di salah satunya kami berhenti sejenak
untuk mendinginkan si mio hitam lebam ini. Berfoto dan berfikir sejenak dari
pos masuk bila ingin jalan kakipun bakal terasa sangat jauh dengan jalan yang
naik turun. Mungkin bagi sebagian backpacker ini cocok tapi bagi yang tidak
berpengalaman mending ngojek saja, karena mobil jelas tidak bisa check in
sampai pantai. Sekitar 4km kurang lebih tracknya untuk sampai ke pantai dan
banyak anjing liar entah itu bersahabat atau tidak.
Saat perjalananpun ada jembatan rusak yang harus dibenahi
karena memang jembatan itulah akses satu-satunya bagi kendaran yang akan ke
pantai untung saja aliran air sedang kering jadi tak masalah.
Sampai pantai pertama yaitu pantai sanggar terlihat sudah
ramai para pengunjung juga ada yang berkemah, kami langsung prepare memburu
waktu menuju sebelah barat pantai sanggar yaitu pantai patuk gebang. Terlihat
medannya melewati batu-batu karang kebetulan laut sedang surut waktu itu karena
sudah sore kami sampai ke patuk gebang. Untuk melihat banyu gebros khas patuk
gebang juga harus menanjak melewati perbukitan karang dan medannya benar-benar
harus hati-hati terutama untuk perempuan, untungnya sudah disediakan tali
tampar untuk mendaki tapi ya tetap be aware lo.
Sampai di tebing utama pemandangan bisa dikatakan cukup
memuaskan karena kita bisa melihat landscape secara keseluruhan area pantai
disini, terlihat sepanjang mata pantai sanggar dari kejauhan dan sebelah timur
ada pantai ngalur yang masih bersih pasir pantainya seperti surga bagi para penjelajah pantai. Beberapa kegiatan kami lakukan sambil
menunggu momen banyugebros yang bagus .
Tak terasa waktu sudah berlarut malam mungkin kami jadi
wisatawan yang paling malam waktu itu kecuali yang buka tenda, sekitar jam 6 sore kami check out dari pantai
melewati jalanan yang tadi semakin malam seru abis medannya benar-benar lebih
menantang saat malam hari. Keluar dari kecamatan Tanggunggunung perjalanan kami masih tersisa sekitar 3 jam
lagi untuk sampai ke Mojowarno sembari pulang dengan kecepatan santai kami
sempat mampir di alun-alun Tulungagung untuk dinner dan jam 10.40 kami sampai
di Mojowarno siap istirahat untuk besoknya kembali ke Suarabaya. Semoga ceita
ini bermanfaat terus bercerita terus berkarya yo kawan-kawan pembaca demi 100
hari keliling Indonesia!haha
Foto-foto :
Berikut videonya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar